Jangan marahi anak (Foto: Corbis)
"Jangan mengancam atau menghukum anak kalau pendapat atau perbuatannya dianggap salah oleh orangtua. Anak tidaklah salah, mereka umumnya belum tahu, dalam tahap belajar. Karena itu, tanyakan alasan mereka berpendapat atau berbuat demikian, beri kesempatan untuk mengemukakan alasan-alasan," tutur Dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi dalam seminar berjudul Nutrisi dan Stimulasi untuk Kecerdasan Anak di JIExpo, Jakarta, beberapa hari lalu.
Memarahi anak akan membuatnya takut untuk bereksplorasi. Alih-alih memarahi atau mengancam anak jika melakukan hal yang dianggap salah oleh orangtua, berikanlah contoh-contoh dan ajaklah berpikir.
"Jangan didikte atau dipaksa, biarkan mereka yang memperbaikinya dengan caranya sendiri. Jika tidak, maka anak akan menjadi enggan mengemukakan pikiran, gagasan, pendapat, atau melakukan sesuatu," jelasnya.
Orangtua harus memberi kesempatan anak untuk mengembangkan khayalan, merenung, berfikir, dan mewujudkan gagasan anak dengan cara masing-masing. Biarkan mereka bermain, menggambar, membuat bentuk-bentuk, atau warna-warna dengan cara yang tidak lazim, tidak logis, tidak realistis, atau belum pernah ada.
"Berilah kebebasan, kesempatan, dorongan, penghargaan, atau pujian pada anak untuk mencoba suatu gagasan, asalkan tidak membahayakan dirinya atau orang lain. Semua hal-hal tersebut akan merangsang perkembangan fungsi otak kanan anak," tutupnya.
[Sumber: Okezone]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar